Diet sebagai suatu faktor dalam kanker

Diet sebagai suatu faktor dalam kanker
Fitria Handayanita

 
            Definisi istilah diet yang benar adalah “pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang tetap sehat.” Status gizi merupakan keadaan kesehatan yang ditemtukan oleh nutrien yang diterima dan dimanfaatkan oleh tubuh.Terapi diet merupakan preskripsi atau terapi yang memanfaatkan diet yang berbeda dengan diet orang normal untuk mempercepat kesembuhan dan memperbaiki status gizi.3

Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak jaringan tubuh sehingga menganggu fungsi organ tubuh yang terkena. Kanker disebut juga Neoplasma Maligna. Neoplasma adalah massa jaringan yang dibentuk oleh sel-sel kanker, sedangkan Maligna berarti ganas.

Penyebab kanker belum diketahui dengan pasti, tetapi sering dikaitkan dengan faktor lingkungan (polusi, bahan kimia, dan virus) dan makanan yang mengandung bahan karsinogen. Karsinogenesis atau perkembangan kanker terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap inisiasi dan promosi. Inisiasi adalah awal terjadinya perubahan sel yang disebabkan oleh interaksi bahan-bahan kimia, radiasi, dan virus dengan DNA (Deoxyribo  Nukleic Acid) dalam sel kanker. Perubahan ini terjadi dengan cepat, tapi sel yang telah berubah ini tidak aktif selama waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga pada tahap ini tidak dapat dirasakan oleh pasien. Tahap promosi adalah tahap berikutnya, yaitu tahap aktifnya sel-sel kanker yang menjadi matang, berkembang, dan kemudian menyebar dengan cepat. Tahap inisiasi hingga manifestasi klinis dapat terjadi dalam waktu 5-20 tahun.

Walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti, tetapi gizi diduga dapat mengubah proses karsinogenesis, termasuk metabolisme karsinogen, pertahanan sel, diferensiasi sel dan pertumbuhan tumor. Sebaliknya, keadaan gizi pasien dipengaruhi oleh pertumbuhan tumor dan pengobatan medis yang diberikan, seperti pembedahan, radiai, kemoterapi, dan transplantasi. Oleh sebab itu diperlukan pengertian tentang jalannya penyakit dalam memberikan terapi diet.



Diperkirakan bahwa rata-rata 30% kanker terkait dengan diet:

Angka ini berkisar dari persentase rendah untuk paru-paru, sampai dengan 80% untuk kanker kolorental.

Kesulitan dalam mengaitkan hubungan sebab akibat dengan faktor diet terjadi karena:

  • Diet teramat sangat kompleks, dan nutrien tertentu dapat diperoleh dari beraneka jenis makanan; 
  •  Pada individu, aspek diet tertentu dapat saling mempengaruhi, seperti tingginya asupan suatu bahan makanan, misalnya daging, dapat dikaitkan dengan rendahnya asupan buah dan sayuran;
  • · Pola asupan makanan yang diperoleh dari kuisioner frekuensi makanan mungkin tidak cukup spesifik untuk menunjukkan perbedaan dan hubunganya;
  • Catatan diet mungkin mengandung kesalahan, tetapi kini sedang dikembangkan teknik yang lebih stabil (tidak mudah dipengaruhi oleh faktor lain atau variasi individu) dan dapat menguji silang (cross-check) catatan makanan dengan penanda lain. 
Walaupun demikian, informasi tentang peran diet mengisyaratkan bahwa diet dapat: 

  •  Merupakan sumber dari bentuk jadi (bentuk aktif) atau perkusor karsinogen;
  • · Mengandung nutrien yang dapat bersifat melindungi, dengan memacu resistensi tubuh terhadap karsinogen dan pemacuan (promosi) kanker.
Tanpa diragukan lagi pola makan atau diet kita yang menjadi sumber utama kehidupan dapat mempengaruhi proses terjadinya dan tumbuhnya penyakit kanker. Model eksperimental karsinogenesis yang diinduksi secara kimia memperlihatkan bahwa makronutrien , sejumlah viatamin (asam folat, vitamin B12,a-tokoferol, riboflavin, retinol, beta-karoten serta )  dan beberapa mineral yang meliputi selenium, zinc, magnesium,serta kalsium dapat mengubah risiko terkena kanker. Zat lainnya yang bukan nutrien tetapi dibawa makanan seperti resviratrol dan likopen juga terlihat mempengaruhi proses patogenesis. Sejumlah hasil riset epidemiologi, yang berkisar dari perbandingan ekologi terhadap berbagai resiko antarnegara hingga penelitian pada kaum migran terhadap perubahan risiko dalam populasi, dan yang mencakup pula data observasional dari penelitian case – control, serta penelitian kohort dab penelitian intervensi, memberika bukti yang sebagian menyokong pernyataan di atas.

Faktor-faktor makanan yang diteliti untuk menemukan peran yang terdapat dalam etiologi atau pencegahan kanker tertentu

Lokasi Kanker yang Dipilih Berdasarkan Frekuensi relatif di seluruh dunia
Faktor Resiko
Faktor Preventif(pencegahan)
Paru
Asupan total lemak, lemak jenuh/hewan, kolesterol, alkohol
Buah dan sayuran, karetenoid, vitamin C, vitamin E, selsnium, aktifitas fisik.

Payudara
Pertumbuhan yang cepat, tinggi badan yang lebih besar pada usia dewasa, indeks massa tubuh yang tinggi, pertambahan berat badan pada usia dewasa(obesitas), asupan total lemak, lemak jenuh/hewan, daging.
Buah dan sayuran aktivitas fisik, polisakarida tak larut/serat, karotenoid.

Lambung
Garam, Pati, daging dan ikan yang dipanggang/dibakar.
Buah dan sayuran, pembekuan, karotenoid, senyawa alium, whole grain, teh hijau.
Serviks
Merokok, penggunaan asam folat rendah (implikasi dengan human papilloma virus).(escot, 2008) 2
Buah dan Sayuran, Krotenoid dan likopen, Vitamin C, Vitamin E
Kolon, Rektum
Daging merah, alkohol, indeks massa tubuh yang tinggi, tinggi badan lebih besar pada usia dewasa, makan yang sering, gula, asupan total lemak, lemak jenuh/hewan, daging yang diproses, telur, daging yang dipanggang.
Sayuran, aktivitas fisik, polisakarida ta larut, fiber, pati, karotenoid.
Prostat
Asupan total lemak, lemak jenuh/hewan, daging, susu, dan produk susu. 1

Sayuran 1

Ekstrak anggur, teh hijau, lutein, Likopen, Lignan, asam lemak Omega-3(ikan tuna dan salmon, flaxseed, walnuts) 2
Mulut dan faring
Alkohol, daging 1

Alkohol, pengunaan tembakau(merokok), kurangnya kebersihan mulut2
Buah dan sayuran,
vitamin C 1

Beta-Caroten dan likopen, ikan, buah, salad, sayuran mentah, red wine dan zinc. 2
Hati
Alkohol, aflatoksin1
Sayuran1
Ovarium
Penggunaan kontrasepsi oral yang lama 2
Buah dan Sayuran hijau
Lutein, Beta Caroten 1
Esofagus
Alkohol, daging, minuman yang sangat panas, N-nitrosamin. 1
Buah dan sayuran, vitamin C, karetinoid. 1
Endometrium
Indeks massa tubuh yang tinggi, lemak jenuh/hewan. 1
Buah dan Sayuran1
Kandung Kemih
Kopi 1
Buah dan Sayuran 1
Laring
Alkohol1
Merokok2
Buah dan Sayuran1
Sayuran hijau tua dan orange, Beta-caroten, Whole grains. 2
Pankreas
Asupan energi yang tinggi, kolesterol, daging. 1
Merokok, Obesitas, inaktivitas. 2
Buah dan sayuran, polisakarida nonsolubel, serat, vitamin C. 1
Likopen, sayuran, buah, bawang putih, garlic,  sayuran orange dan kuning, bayam, brokoli, kale, phytoesterogen, asam buah, serat.2
Ginjal
Indeks massa tubuh yang tinggi, daging, susu, dan produk susu.1
Sayuran1
Saliva
Merokok, penggunaan alkohol, paparan radiasi 2
Serat dan vitamin C 2



Otak
Terekspose formaldehyde 2
Ikan, Buah, Sayuran 2
Tyroid
Kadar garam tinggi 2
Buah dan Sayuran 2

 1 Gibney, Michael. 2009. Public Health Nutrition. Jakarta: EGC dan
 2 Escott, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-related Care. Amerika: United States
3 Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Komentar

Postingan Populer