TEATER SAWAHLUNTO 'LAREH SIMAWANG'

Satu lagi yang membuat aku makin cinta sma Sawahlunto. Selain aset daerahnya yang unik dan masyarakatnya yang ramah-ramah, pemuda pemudi di sawahlunto itu terkenal kreatif. Jika di daerah lain disibukkan dengan isu pengaruh asing yang masuk ke daerah mereka, pemuda Sawahlunto sudah memiliki solusinya sendiri. mereka membuat sebuah perkumpulan-perkumpulan pemuda.Bedanya antar perkupulan pemuda ini tidak ada yang salin cekcok apalagi menyentuh hal tawuran. Justru mereka sering terlibat kerja sama satu sama lain dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa.
Beberapa perkumpulan tersebut seperti perkumpulan seni, olahraga, dan organisasi pemuda cinta alam. Nama- nama perkumpulan mereka pun tergolong unik yang menciri khaskan mereka berasal dai sawahlunto. Beberapa nama perkumpulan tersebut seperti Kuali, Arang, Kretos, Sapu Jagat, dan lain-lain.
Yang paling menarik bagiku adalah mereka suka memperkenalkan budaya sawahlunto yang terkenal dengan multietnisnya dengan cara mereka sendiri. salah satu pertunjukkan yang ditunggu-tunggu adalah Teater.
rugi banget kalau lihat sebuah pertunjukkan di Sawahlunto tanpa menyaksikan teaternya. 
walaupun kita hidup di masa modern seperti sekarang mereka sering mengangkat kisah-kisah lama yang diambil dari Tambo (kisah rakyat Miangkabau), sejarah tanah Jawa dan sebagainya. 
salah satu pertunjukan terbaiknya adalah sewaktu mengangkat kisah "Lareh Simawang". kenapa menarik?
Karena aku berasal dari keturan Lareh Simawang dan di Simawang adalah kampung asal muasal nenek moyangku. Dan kisah yang terkenal di kampungku ini di kemas secara apik oleh tim dari Kuali Sawahlunto.























 Foto-foto ini aku ambil dari dansapar.com yang juga menceritakan sewaktu pertunjukkan ini. Endingnya bagiku berasa banget hingga membuat bulu kuduk berdiri. Soalnya, si Lareh itu ngejar-ngejar hantu istrinya yang ia hianati rada kaya gila gitu. Lareh Simawang sendiri memang sebuah kisah dari Sumatera Barat yang menceritakan Angku Lateh Simawang yang terpikat hatinya oleh Siti Rahwani diberi gelar Encik Siti Djamilah Namun sewaktu istrinya hamil anak ketiga malah dihianati oleh suamin yang menikah lagi..huhuhu...Ngena banget ceritanya. Apalagi sewaktu si Angku lareh marah-marah wew aku jadi keinget kaum KDRT jadi pingin nolongin Encik Siti Djamilah....hahha...kalau mau lengkap kisah nya bisa di lihat di google. yang jelas pertunjukkan teater ini sangat berhasil membuat penonton terenyuh dengan peran si pemain lakon siti ditambah paduan musik hidup, lighting yang apik (pake api-api gitu), walau vokal kurang jelas karena outdoor n gda minimicrofont tapi yang bikin sedih itu endingnya diiringi dengan lagu

Kasiah Tak Sampai

Malang bacinto bintang jo bulan
Kasiah digungguang dek matoari
Bia bacarai nyao jo badan
Putuihlah tali jantuang jo hati
Cinto ka uda den baok mati
Ka dalam tanah maik bakubua
Datang malaikaik yo nan batanyo
Apo kadayo yo nan takana
Kasiah ka uda nan indak sampai
Yo nan takana, kasiah ndak sampai
Cinto den indak ado duonyo
Cinto den hanyo ka uda surang
Bia mangamuak topan jo badai
Cinto den indak ado duonyo
Bia di dunia kasiah ndak sampai
Yo di akhiraik den nanti juo
Uda den nanti dalam sarugo
Cinto den indak ado duonyo
(Ciptaan Syahrul Tarun Yusuf, Dipopulerkan oleh Elly Kasim)
Bikin galau banget. buat bapak-bapak pada mikir buat selingkuh...bahahha...soalnya ending cerita si istri bunuh diri yang sebelumnya dia menggorok kedua anak gadisnya. Dan akhir penyesalan pu datang sewaktu si Angku ngeliat jasat istri dan anaknya. dia akhirnya jadi gila gitu...
Nah buat para bapak-bapak silahkan deh direnungkan kalau mau mengkhianati istrinya ntar kaya angku lareh..hahaha...
teater ini berhasil dengan tepuk tangan heboh dari para penonton...
sayang gda kasetnya (huaaaaa)

 

Komentar

Postingan Populer